Peliharalah Lidahmu!!!!. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

RSS
Container Icon

BERPIKIR DAN INTELIGENSI



BERPIKIR DAN INTELIGENSI
I.          BERPIKIR
A.       Proses Berpikir
1.    Berbagai Cara pemecahan Masalah
Sebagaimana diterangkan dalam bab terdahulu, berpikir selalu berhubungan dengan masalah-masalah, baik masalah yang timbul dari situasi masa kini, masa lampau, dan mungkin masalah-masalah yang sering terjadi.
Proses pemecahan masalah itu disebut proses berpikir. Dalam memecahkan tiap masalah timbullah dalam jiwa kita berbagai kegiatan, antara lain:
·      Kita menghadapi suatu situasi yang mengandung masalah. Pertama-tama kita mengetahui lebih dulu apa masalahnya ? Apakah yang kita hadapi itu suatu masalah.
·      Bagaimanakah masalah itu dapat dipecahkan.
·      Hal-hal manakah yang sekiranya dapat membantu pemecahan masalah tersebut.
·      Apakah tujuan masalah itu dipecahkan.
Dengan kata lain, tiap kita menghadapi masalah dan terdapat bermacam-macam faktor, yang kesemuanya merupakan rangkaian pemecahan masalah-masalah itu sendiri. Dari kegiatan yang disebutkan diatas, ada beberapa faktor yang biasanya tidak dapat ditinggalkan dalam berpikir. Apa masalahnya, bagaimana memecahkannya, apa tujuannya, faktor-faktor apa yang membantu. Maka dalam berpikir sering timbul pertanyaan, apa, mengapa, bagaimana, untuk apa, dan sebagainya.
Diantara faktor yang disebutkan, tujuan adalah menentukan. Karena kalau orang memandang situasi itu tidak mengandung masalah, dengan sendirinya tidak memahami tujuan memecahkan masalah tersebut, kemungkinan besar situasi yang dihadapi tidak perlu dihadapi dengan berpikir.
Tingkatan suatu masalah menentukan proses pemecahan yang digunakan. Tidak semua masalah sama tingkat kesukarannya dan tidak setiap masalah dapat dipecahkan dengan cara yang sama.
Dari bermacam-macam masalah ada pula bermacam-macam cara pemecahan, antara lain : 
·      Dengan insting
·      Dengan kebiasaan-kebiasaan
·      Dengan aktivitas pikir
2.    Proses Berpikir dan Kegiatan Jiwa dalam Berpikir
Dalam bab ini dibicarakan tentang berpikir dalam fungsinya untuk memecahkan suatu masalah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan :
a.    Proses berpikir dalam memecahkan masalah
·      Ada minat untuk memecahkan masalah
·      Memahami tujuan pemecahan masalah itu
·      Mencari kemungkinan2 pemecahan
·      Menentukan kemungkinan mana yang digunakan
·      Melaksanakan kemungkinan yang dipilih untuk memecahkan masalah
b.    Dalam proses berpikir timbul kegiatan-kegiatan jiwa:
·  Membentuk pengertian
·  Membentuk pendapat
·  Membentuk kesimpulan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karangan Bahasa Arab

Bagian 1


التجربة ليست لا يمكن تفكرعني
 إذا فهم في تفسير عمق الكلمة وفيمايلي الخبرات.  التجربة هي أفضل معلم    يقول المثل
ثم التجربة التي جعلتني أكثر نضجا وكذلك الذين لا يمكن أن أفكر أن ذلك سيحدث لي.
    في ذلك الوقت كنت مجرد إدارية المسند طالبة في الجامعة تولونج اجونج، ادخل في الشعبة لقد مشتهى طويلة في التخصصات على الرغم من انني لا يزال لديهم الكثير منها، تلك الشعبة اللغة العربية .
    أصدقاء غالبية صفوفي لديهم خلفية دقة المدارس الإسلامية (المعهد العربية), فرق لي حوالي خمس سنوات فراغ في تعميق اللغة العربية. ولكن أنا واثق في نفسي أنني اختيار الشعبة التي من شأنها أن تكون مفيدة في الحياة في وقت لاحق.
    اجتاحت كارثة أكثر مني، في ذلك الوقت أعطيت لي من قبل ولاية الرئيس في صفي لرؤية استاذة اللغة العربية، ولكن نظرا ل عدم وجود دقة النظام، حصلت التحذير من الأستاذة. ليلا ونهارا وقد شغل بلدي اليوم الخطيئة كما يحصل تحذيرا التي لم تحدث من قبل. كل صلاتي أدعو الله أن الأستاذ كان قادرا على قبول اعتذاري بسلاسة رضىها بصدق، أريد فقط أن نأمل أن دراستي.
     وأخيرا يوم واحد حصلت على فرصة لرؤية كان أستاذة ببساطة عن الوفاء الرغبة منذ فترة طويلة على الاعتذار. وأنا سعيدة جدا لأن اعتذاري تقبل برشاقة. الآن سأقدم لها اخيار الأستاذة بين الاساتذ في هذه الجامعة.
شكرا  كثير لك الاستاذة للتجربة التي قمت منحوتة في تاريخ حياتي.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "METODOLOGI STUDI ISLAM"

AL-HADITS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam sebagai agama Allah memiliki 2 sumber utama sebagai pedoman, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Sumber yang kedua, yaitu Hadits merupakan penjabaran dari sumber yang pertama yang maksudnya masih belum jelas (tersirat), khususnya yang berkaitan dengan masalah kehidupan umat.
Seiring dengan perkembangan kehidupan umat, ternyata posisi dan fungsi Hadits ini tidak saja dipalsukan, tetapi diingkari oleh kalangan umat tertentu. Oleh sebab itu, perlu kiranya pengkajian lebih mendalam mengenai apa itu Hadits dan apakah Hadits yang kita jadikan pegangan itu hadits yang sahih atau tidak.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan mengenai cara mengkaji hadits sahih.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian hadits?
2.      Bagaimana metode memahami hadits?
3.      Bagaimana metode studi hadits?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui  pengertian hadits.
2.      Mengetahui metode memahami hadits.
3.      Mengetahui metode studi hadits.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "USHUL FIQH"

KAIDAH-KAIDAH USHULIYAH


BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang

Telah disebutkan bahwa salah satu syarat berlakunya hokum adalah jika bahasa dan isinya dapat diketahui oleh mukallaf. Jika tidak, maka hukum tidak dapat diberlakukan. Bahkan, statusnya sebagai hokum yang mengikat menjadi batal. Telah dimaklumi bahwa sumber-sumber pokok islam syari’ah adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi SAW yang berbahasa arab dan bahasa arab itu sendiri mempunyai pola (أُسْلُوْبُ اللّغَة)  tersendiri yang khas dan berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Artinya, jika hendak memahami hukum syari’at, maka seseorang harus memahamiالعربية  أُسْلُوْبُ اللّغَة.
Dalam menunjukkan hukum kepada mukallaf, Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi SAW menggunakan cara-cara yang tidak seragam. Untuk menunjukkan hukum wajib, misalnya Al-Qur’an menggunakan cara yang berbeda, kadang menggunakan bahasa langsung dan kadang tidak langsung. Karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami hukum, para ulama’ mengadakan penelitian terhadap bahasa hukum syar’i yang kemudian disusun menjadi kumpulan kaidah-kaidah bahasa (القواعد اللغاوية) dalam ushul fiqh.
Kaidah-kaidah ini penting sekali, terutama bagi orang-orang nonarab yang ingin mempelajari hukum syari’at. Disamping itu, kaidah bahasa merupakan bagian terpenting dalam kegiatan istinbat hukum. Sebab, penguasaan terhadap kaidah-kaidah ini sekaligus mencerminkan pemenuhan syarat-syarat bagi mujtahid/mustanbit. Dengan alasan seperti itulah kami mencoba menjelaskan “Kaidah-kaidah Ushuliyah” dalam makalah ini sebagai bentuk agar dapat dijadikan referensi.

2.    Rumusan Masalah
1.    Apakah definisi Kaidah-kaidah Ushuliyah menurut para ahli dibidangnya?
2.    Apa sajakah macam-macam Kaidah Ushuliyah?

3.    Tujuan
1.      Mengetahui definisi Kaidah-kaidah Ushuliyah hingga perlu harus dipelajari.
2.      Mengetahui macam-macam Kaidah Ushuliyah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "SEJARAH PERADABAN ISLAM"

DINASTI ABBASIYAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Setelah kejatuhan Dinasti Umaiyah, kekuasaan berpindah kepada Bani Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dinasti ini dipimpin oleh para Khalifah yang cerdas dan  kuat, seperti Al-Mansur, Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, sehingga dinasti ini mampu bertahan selarna berabad-abad.
Dinasti Abbasiyah  mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umaiyah yang sangat luas. Perluasan wilayah pada masa Umaiyah  ini menjasalah  satu embrio perkembangan peradaban Islam  pada masa dinasti ini. Dinasti Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah dan mengukir nama dalam  lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia Islam ke era keemasan.
 Pada era ini kernajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, militer dan ilmu pengetahuan berhasil diraih. Islam benar-benar berada pada puncak kemuliaan, kekayaan, kemajuan, kekuasaan serta peradaban yang sangat tinggi. Kemajuan Peradaban Abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini, yang pusat kekuasaannya berada di Baghdad.
Diawali dengan jatuhnya Bani Umaiyah dan dilanjutkan dengan Bani Abbasiyah, maka dalarn makalah yang sederhana ini akan dibahas tentang kebangkitan Bani Abbasiyah, mulai dari sejarah berdirinya, masa pemerintahan dengan kemajuan yang dialami dari Bani Abbasiyah.

2.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah?
2.      Siapa sajakah Kholifah yang telah berkuasa pada Dinasti Abbasiyah?
3.      Apa sajakah kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh Dinasti Abbasiyah?

3.     Tujuan
1.      Mengetahui Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah.
2.      Mengetahui Kholifah yang telah berkuasa pada Dinasti Abbasiyah.
3.      Mengetahui Kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai oleh Dinasti Abbasiyah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "LANDASAN PENDIDIKAN"

LANDASAN EKONOMI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena keberlangsungan pendidikan memerlukan peranti-piranti ekonomi seperti barang dan jasa. Diantara barang dan jasa tersebut ada yang dapat diperoleh dari alam secara gratis, seperti udara untuk bernapas dan air dari daerah pegunungan untuk diminum. Akan tetapi banyak barang yang diperoleh hanya dengan pengorbanan, baik yang berupa tenaga, pikiran, dana, dan waktu.
Sehubungan dengan itu, dalam ranah ekonomi dibedakan antara benda bebas dan benda ekonomi. Benda bebas adalah barang yang dapat diperoleh tanpa pengorbanan, sedangkan benda ekonomi adalah barang yang dapat diperoleh dengan pengorbanan.
Maka kontribusi pendidikan terhadap ekonomi dan pembangunan harus diakui dapat memberikan alternatif pemikiran untuk mendapatkan, memiliki, dan menggunakan barang dan jasa secara baik, saling keterkaitan dan ketergantungan antara peran ide pendidikan dan produk barang dan jasa.
Dengan demikian, tidak selamanya pendidikan dianggap sebagai konsumsi atau pembiayaan belaka. Sudah saatnya, pendidikan harus dipandang sebagai investasi, yang secara jangka panjang kontribusinya dapat dirasakan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Landasan Ekonomi Pendidikan?
2.      Bagaimanakah Peran Ekonomi dalam Pendidikan?
3.      Apa saja Fungsi Ekonomi dalam Pendidikan?
4.      Darimanakah Sumber-sumber Dana dalam Lembaga Pendidikan itu? 
5.      Bagaimanakah maksud Pentingnya Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Landasan Ekonomi Pendidikan.
2.      Menegetahui Peran Ekonomi dalam Pendidikan.
3.      Menegtahui Fungsi Ekonomi dalam Pendidikan.
4.      Mengetahui Sumber-sumber Dana dalam Lembaga Pendidikan.
5.      Mengetahui Pentingnya Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "AKHLAK TASAWUF"

PENYAKIT-PENYAKIT HATI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Setiap manusia itu tidak akan luput dari salah dan lupa. Begitulah dalil yang sudah sangat familiar di kalngan kita. Karena pemilik kesempurnaan hanyalah Alloh SWT semata. Namun bukan karena alasan dalil tersebut kita tidak peduli ataupun tidak berusaha untuk menjadi insan terbaik yang selalu menjaga kebenaran.
Manusia di dunia ini tidaka akan terlepas dari dosa. Seiman apapun orangnya, sebaik apapun, se’alim apapun pasti pernah melakukan kesalahan / dosa, baik itu dosa secara lahiriah maupun batiniah.
Dosa yang bersifat lahiriah masih memungkinkan untuk diperbaiki dengan cara meminta bantuan kepada orang lain, dengan jalan meminta nasihat, petuah maupun tuntunan. Masih dibilang belum terlalu sulit mengatasi masalah tersebut karena kasat mata.
Namun apabila kita memiliki dosa yang bersifat batiniah, yaitu kategori penyakit-penyakit hati, seperti : riya’, dengki, berkata berlebihan, cinta dunia, sombong dan bangga diri. Ini tidak hanya menghancurkan kepada kehidupan sosial kita dengan sesama melainkan kepada diri sendiri juga. Karena jika hati telah rusak maka rusak pulalah jiwa dan raga. Untuk memahami lebih lanjut mengenai masalah tersebut, kami akan memberikan penjelasan dengan harapan bisa menjadi insan yang memiliki iman sempurna.

B.  Rumusan Masalah

1.      Apakah penjelasan penyakit-penyakit hati seperti : riya’, dengki, berkata berlebihan, cinta dunia, sombong dan bangga diri?

C.  Tujuan

1.      Mengetahui penjelasan penyakit-penyakit hati seperti : riya’, dengki, berkata berlebihan, cinta dunia, sombong dan bangga diri.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAKALAH "FILSAFAT UMUM"

IMMANUEL KANT


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi mengendalikan jalan hidup manusia. Kadang-kadang akal menang mutlak, kadang-kadang iman yang menang mutlak. Kedua-duanya membahayakan hidup manusia. Yang menguntungkan hidup manusia ialah bila akal dan iman mendominasi hidup manusia secara seimbang.
Dilihat dari jurusan ini sekurang-kurangnya ada tiga filosof besar. Socrates yang berhasil menghentikan pemikiran sofisme dan mendudukkan akal dan iman pada posisinya, Descrates yang berhasil menghentikan dominasi iman (Kristen) ddan menghargai akal, serta Kant yang berhasil menghentikan sofisme modern untuk mendudukkan kembali akal dan iman pada kedudukan masing-masing. Dalam kerangka inilah agaknya Kant mendapat tempat yang lebih dari lumayan di dalam sejarah filsafat.
Situasi pemikiran yang dihadapi Kant sekalipun sama dengan situasi pemikiran yang dihadapi oleh Socrates, pada esensinya benar-benar sudah mencapai titik kritis. Argumen-argumen Kant dimuat didalam bukunya, Critique of Pure Reason (Kritik atas Rasio Murni) dan Critique of  Practical Reason (Kritik Atas Rasio Praktis) dan Critique of  Judgment (Kritik Atas Pertimbangan).

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah riwayat kehidupan dan karya Immanuel Kant?
2.      Apakah kritisisme itu?
3.      Bagaimana kritisisme Immanuel Kant Critique of Pure Reason, Critique of  Practical Reason, dan critique of  Judgment?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui riwayat kehidupan Immanuel Kant.
2.      Untuk mengetahui pengertian kritisisme.
3.  Untuk mengetahui bagaimana kritisisme Immanuel Kant (Critique of Pure   Reason, Critique of  Practical Reason, dan critique of  Judgment).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kasus Genderisasi



Ada Saja Dosen yang Menganggap
Mahasiswa itu Lebih Unggul dibanding Mahasisiwi


Telah kita ketahui bersama bahwa permasalahan gender itu muncul akibat kasus ketidakadilan. Salah satunya adalah yang terjadi di bidang pendidikan khususnya jenjang perguruan tinggi.
Sebagian dosen ada yang lebih mendahulukan /mengutamakan mahasiswa dibanding mahasisiwi. Beberapa dosen beranggapan bahwa mahasisiwa itu dirasa lebih faham atau lebih menguasai materi perkuliahan dan lebih cepat tanggap dalam mengkritisi suatu permasalahan. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, mahasiswi itu lebih peka dalam menkritisi suatu masalah. Perbedaannya hanya terletak pada mental dan kepedean.
Dalam perdebatan, mahasisiwa itu selalu terlihat lebih aktif karena memang latar belakang lelaki itu mengedepankan individualnya, tak memperdulikan apapun yang akan diucapkan itu dapat  diterima kevalidan pendapatnya atau tidak, sekaligus kurang memperdulikan perasaan orang lain saat sesi penyangkalan atau penyanggahan.
Dibandingkan kaum hawa yang sebenarnya juga mampu berpikir kritis sebagaimana pemikiran kritis para kaum adam. Namun kendalanya, mereka itu terlalu jauh memikirkan resiko sebelum sempat pendapatnya itu diluapkan. Kaum hawa cenderung kurang pede dan selalu merendahkan diri jikalau pendapatnya itu takut malah lebih menyesatkan atau sulit dipahami, dan lebih mengedepankan perasaannya (takut menyakiti perasaan orang lain disebabkan pendapatnya itu). Itulah yang menyebabkan bahwa mahasiswi itu terlihat kurang begitu aktif dibanding mahasiswa.
Jadi, seharusnya para dosen itu juga dituntut aktif perihal perhatiannya terhadap para mahasiswinya, serta harus lebih mengutamakan keadilan atau keseimbangan dalam memberikan kesempatan mengemukakan pendapat agar mahasisiwi itu bisa lebih terlihat aktif.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS