DINASTI ABBASIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setelah kejatuhan Dinasti Umaiyah, kekuasaan
berpindah kepada Bani Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dinasti ini dipimpin
oleh para Khalifah yang cerdas dan kuat,
seperti Al-Mansur, Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, sehingga dinasti ini mampu bertahan
selarna berabad-abad.
Dinasti Abbasiyah mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umaiyah yang sangat luas.
Perluasan wilayah pada masa Umaiyah ini menjasalah satu embrio perkembangan peradaban Islam pada masa dinasti ini. Dinasti Abbasiyah
telah melewati fase-fase sejarah dan mengukir nama dalam lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah
membawa dunia Islam ke era keemasan.
Pada era ini kernajuan di bidang ekonomi,
politik, sosial, militer dan ilmu pengetahuan berhasil diraih. Islam
benar-benar berada pada puncak kemuliaan, kekayaan, kemajuan, kekuasaan serta
peradaban yang sangat tinggi. Kemajuan Peradaban Abbasiyah sebagiannya
disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini, yang
pusat kekuasaannya berada di Baghdad.
Diawali dengan jatuhnya Bani Umaiyah
dan dilanjutkan dengan Bani Abbasiyah, maka dalarn makalah yang sederhana ini
akan dibahas tentang kebangkitan Bani Abbasiyah, mulai dari sejarah berdirinya,
masa pemerintahan dengan kemajuan yang dialami dari Bani Abbasiyah.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Proses Pembentukan Dinasti
Abbasiyah?
2.
Siapa sajakah Kholifah yang telah
berkuasa pada Dinasti Abbasiyah?
3.
Apa sajakah kemajuan-kemajuan yang
berhasil dicapai oleh Dinasti Abbasiyah?
3.
Tujuan
1.
Mengetahui Proses Pembentukan
Dinasti Abbasiyah.
2.
Mengetahui Kholifah yang telah
berkuasa pada Dinasti Abbasiyah.
3.
Mengetahui Kemajuan-kemajuan yang
berhasil dicapai oleh Dinasti Abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembentukan
Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah dapat berdiri
karena kepandaian mereka dalam melihat situasi dan kondisi. Kebanyakan
pendukung Dinasti Abbasiyah yaitu orang-orang atau kaum yang merasa tersakiti
oleh kebijakan Umayah, baik bernuansa keagamaan Syiah atau dari kelompok
mawalli yang merasa ditekan dengan adanya pungutan pajak.
Dan juga berdirinya Dinasti Abbasiyah tidak bisa dilepaskan
dari masalah yang dialami dalam masa pemerintahan Dinasti Umaiyah. Walaupun pada
masa Dinasti Umayah banyak memperoleh prestasi yang bagus terutama perluasan
wilayah. Dan sejak awal berdirinya berdirinya Dinasti Umaiyah terkadang berjalan
atas landasan kekerasan. Bahkan mempergunakan segala kesempatan, sekalipun
kesempatan jahat untuk memperbesar kekuasaan1.
Tetapi tidak semua Khalifah Dinasti
Umayah dianggap jahat, Umar ibn Abd al-Aziz misalnya adalah khalifah yang
banyak mendapat pujian karena kebaikan-kebaikan yang dilakukannya. Meskipun ia
memerintah tidak terlalu lama tapi ia merupakan salah satu diantara lima
khalifah dinasti Umaiyah yang besar dan terkenal.2
Disaat ketidakpuasan sudah terjadi
dimana-mana, kemudian kesempatan ini dipergunakan oleh Bani Abbas untuk
melaksanakan propaganda. Dalam pelaksanaan propaganda lebih menonjolkan Bani
Hasyim dari pada Bani Abbas, hal itu bertujuan untuk menjaga kekompakan antara
Syiah pengikut Ali dengan Syiah pengikut Abbas3. Juga untuk
menjadikan solidaritas lebih kuat dan anggota-anggotanya lebih sanggup berjuang
dan sedia mati demi kepentingan bersama dalam perjuangan Bani Hasyim4.
Tempat yang digunakan sebagai pusat
propaganda kelompok Abbasiyah yaitu Khurasah dan Kufah5. Hal ini dikarenakan
daerah tersebut termasuk daerah Persia, dan nampaknya sangat strategis.
Kekuasaan dan pemerintahan yang mereka impikan, diharapkan mendapat dukungan dari
Persia bukan dari kalangan bangsa Arab. Faktor yang mendukung untuk itu adalah
bahwa di Khurasan dan Kufah memang banyak orang yang merasa kurang senang
khalifah dipegang oleh selain Bani Hasyim.
Perjuangan dan gerakan kelompok yang
mengusung nama besar Bani Hasyim ini berhasil menciptakan kondisi anti Bani Umaiyah
dan menyusun kekuatan militer yang akan menentukan corak dan perjalanan sejarah
dan betul-betul mengancam pemerintahan Bani Umaiyah. Penguasa Umaiyah di kufah, Yazid bin
Umar bin Hubairah, ditaklukan oleh Abbasiyah dan di usir ke Wasit. Selanjutnya
Abu Salamah berkemah di kufah yang telah di taklukan pada tahun 132 H. Abdullah
bin Ali, salah seorang paman Abbul Abbas mengejar khaliffah Umaiyah terakhir
yaitu Marwan bin Muhammad bersama pasukannya yang melarikan diri, dimana akhirnya
dapat di pukul di dataran rendah sungai Zab. Khalifah itu melarikan diri hingga
ke Fustat di Mesir, dan akhirnya terbunuh di Busir, wilayah Al- Fayyum, tahun
132 H/750 M. Dan beririlah Dinasti Abbasiyah yang di pimpin oleh khalifah
pertamanya, yaitu Abbul Abbas Ash- Shaffah dengan pusat kekuasaan awalnya di
Kufah.
B. Khalifah Dinasti Abbasiyah
NO
|
Nama
|
Mulai
|
Berakhir
|
Lama
|
Umur
|
Periode
|
1
|
Abu Abbas al-Saffah
|
132 H/750 M
|
136 H/754 M
|
4 th
|
33 th
|
Periode I
|
2
|
Abu Ja’far al-Mansur
|
136 H/754 M
|
158 H/775 M
|
22 th
|
63 th
|
|
3
|
Mahdi bin al-Mansur
|
158 H/775 M
|
169 H/785 M
|
10 th
|
43 th
|
|
4
|
Hadi bin Mahdi
|
169 H/785 M
|
170 H/186 M
|
1 th 3 bln
|
62 th
|
|
5
|
Harun al-Rasyid
|
170 H/186 M
|
193 H/809 M
|
23 th 2 bln
|
47 th
|
|
6
|
Al-Amin
|
193 H/809 M
|
198 H/813 M
|
4 th 8 bln
|
28 th
|
|
7
|
Al-Ma’mun
|
198 H/813 M
|
218 H/733 M
|
20 th
|
48 th
|
|
8
|
Al-Mu’tashim
|
218 H/733 M
|
227 H/842 M
|
8 th 8 bln
|
38 th
|
|
9
|
Al-Wasiq
|
227 H/842 M
|
232 H/847 M
|
5 th 9 bln
|
32 th
|
|
10
|
Mutawakkil
|
232 H/847 M
|
247 H/861 M
|
14 th 9 bln
|
40 th
|
Periode II
|
11
|
Al-Muntashir
|
247 H/861 M
|
248 H/862 M
|
6 bln
|
26 th
|
|
12
|
Al-Musta’in
|
248 H/862 M
|
252 H/866 M
|
3 th 9 bln
|
31 th
|
|
13
|
Al-Mu’tazz
|
252 H/866 M
|
255 H/868 M
|
3 th 7 bln
|
24 th
|
|
14
|
Muhtadie bin al-Wastiq
|
255 H/868 M
|
256 H/869 M
|
11 bln
|
38 th
|
|
15
|
Mu’tamid bin Mutawakkil
|
256 H/869 M
|
279 H/892 M
|
23 th 6 bln
|
50 th
|
|
16
|
Mu’tahdid bin al-Muwaffaq
|
279 H/892 M
|
289 H/902 M
|
9 th 9 bln
|
47 th
|
|
17
|
Muktaffie bin Mu’tahdid
|
289 H/902 M
|
295 H/908 M
|
6 th 9 bln
|
33 th
|
|
18
|
Muqtadir bn Mu’tahdid
|
295 H/908 M
|
320 H/932 M
|
25 th
|
38 th
|
|
19
|
Al-Qahir bin Mu’tahdid
|
320 H/932 M
|
322 H/934 M
|
1 th 5 bln
|
35 th
|
|
20
|
Ar-Radhie bin Muhtadir
|
322 H/934 M
|
329 H/940 M
|
6 th
|
32 th
|
|
21
|
Al-Muttaqie bin Muqtadir
|
329 H/940 M
|
333 H/944 M
|
4 th
|
60 th
|
|
22
|
Mustakhfie bin Mustafiie
|
333 H/944 M
|
334 H/945 M
|
1 th 4 bln
|
42 th
|
|
23
|
Al-Mu’thie bin Muqtadir
|
334 H/945 M
|
363 H/973 M
|
29 th 5 bln
|
63 th
|
Periode III (Buwaihiyah) /
Persi ke-2
|
24
|
At-Tai bin al-Muthi
|
363 H/973 M
|
381 H/991 M
|
17 th 8 bln
|
76 th
|
|
25
|
Al-Qadir bin Ishaq
|
381 H/991 M
|
422 H/1031 M
|
41 th 1 bln
|
86 th
|
|
26
|
Al-Qaim bin Al-qadir
|
422 H/1031 M
|
467 H/1074 M
|
44 th 9 bln
|
76 th
|
|
27
|
Muaqtadie bin Muhammad
|
467 H/1074 M
|
487 H/1094 M
|
19 th 8 bln
|
38 th
|
Periode IV (Saljuqiyah) /
Turki Ke-2
|
28
|
Mustadzar bin Muqtadie
|
487 H/1094 M
|
512 H/1118 M
|
25 th
|
41 th
|
|
29
|
Mustarsyid bin Mustazhir
|
512 H/1118 M
|
529 H/1134 M
|
17 th 7 bln
|
43 th
|
|
30
|
Al-Muqtafie bin Mustadhir
|
529 H/1134 M
|
530 H/1135 M
|
11 bln
|
40 th
|
|
31
|
Al-Rasyid bin Mustarsyid
|
530 H/1135 M
|
555 H/1160 M
|
24 th
|
66 th
|
|
32
|
Al-Muqtafie bin Mustadhir
|
555 H/1160 M
|
566 H/1170 M
|
11 th
|
48 th
|
|
33
|
Mustadhie bin Mustanjid
|
556 H/1170 M
|
575 H/1179 M
|
9 th
|
39 th
|
|
34
|
Al-Nashir bin Mustahdie
|
575 H/1179 M
|
622 H/1225 M
|
46 th 11 bln
|
70 th
|
|
35
|
Al Zahir bin I Nashir
|
622 H/1225 M
|
623 H/1226 M
|
9 bln
|
53 th
|
|
36
|
Mustanshir bin al-Zahir
|
623 H/1226 M
|
641 H/1243 M
|
18 th
|
52 th
|
|
37
|
Muta’shim bin Mustanshir
|
641 H/1243 M
|
656 H/1257 M
|
16 th
|
50
h
|
C. Kemajuan – kemajuan Dinasti Abbasiyah
Sebagai
sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad,
telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa,
terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memliki kepedulian untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang
lainnya, seperti bidang-bidang sosial dan budaya.
Diantara
kemjuan dalam bidang sosilal budaya adalah terjadinya proses
akulturasi dan asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu
membawa dampak positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa
ini. Karna dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat
dipergunakan untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian
menjadi lambang bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan
lainnya. Diantara kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa
Khalifah Dinasi Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk
bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang
dipakai dalam pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul
dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara banguan kota seperti pembangunan kota
Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
Kemajuan
juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa inilah lahir seorang
sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al
Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka
masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna. Sementara tokoh
terkenan dalam bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus
bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan
lain-lainnya.
Selain
bidang –bidang tersebut diatas, terjadi juga kemajuan dalam bidang pendidikan.
Pada masa-maa awal pemerinath Dinasti Abbasiyah, telah banyak diushakan oleh
para khalifah untuk mengembangakan dan memajukan pendidikan. Karna itu mereka
kemudian mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga
tingakat tinggi.
1.
Kemajuan dalam bidang politik dan militer
Di
antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok anatara pemerinatah Dinasti
Bani Umayyah dengan Dinasti Bani Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan
yang dikeluarkannya. Pemerinath Dinasti Bani Umayyah orientasi kebijakan yang
dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaanya. Sementara
pemerinath Dinasti Bani Abbasiyah, lebih menfokuskan diri pada upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan
ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu, usaha untuk
mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus
dilakukan. Untuk itu, pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem
politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran.
Agar
semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah
Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut
diwanul jundi. Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaiatan dengan
kemiliteran dan pertahanan keamanan.Pembentuka lembaga ini didasari atas
kenyataan polotik militer bahwa pada masa pemertintahan Dinasti Abbasiyah,
banayak terjadi pemebrontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha memisahkan
diri dari pemerintahan Dinasyi Abbasiyah
2.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan
Keberahasilan
umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari
berbagai faktor yang mendukung. Di anataranya adalah kebijakan politik
pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab ( Mawali ), yang
memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi
kehidupan mereka. Meraka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan
tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui
bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.
Kebijakan tersebut ternyata membawa dampak yang sangat positif bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan sains yang membawa harum dinasyi
ini.
Dengan
demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti
Filsafat, filosuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi ( 185-260
H/ 801-873 M ). Abu Nasr al-faraby, ( 258-339 H / 870-950 M ) dan lain-lain.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidang ilmu sejarah, ilmu
bumi, astronomi dan sebagainya. Dianatar sejarawan muslim yang pertama yang
terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq ( w. 152 H / 768 M
).
3.
Kemajuan dalam ilmu agama islam
Masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang berlangsung lebih kurang lima abad (
750-1258 M ), dicatat sebagai masa-masa kejayaan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam
bidang ilmu agama, tidak lepas dariperan serta para ulama dan pemerintah yang
memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansia, kepada para
ulama. Perhatian yang serius dari pemeruntah ini membuat para ulama yang ingin
mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha
keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam.
Dianata ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu
hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
BAB III
KESIMPULAN
Pemerintahan dinasti Abbasiyah dinisbatkan kepada Al- Abbas, paman
Rasulullah, sementara Khalifah pertama dari pemerintahan ini adalah Abdullah
Ash- Sahffah bin Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Pada
tahun 132 H/750 M, oleh Abul abbas Ash- saffah sekaligus sebagai khalifah
pertama.Selama lima Abad dari tahun 132-656 H ( 750 M- 1258 M).
Kekhaliffahan Ash-Shaffah hanya bertahan selama 4 tahun,9 bulan.Ia wafat
pada tahun 136 H di Abar, suatu kota yang telah dijadikanya sebagai tempat
kedudukan pemerintahan. Ia berumur tidak lebih dari 33 tahun. Bahkan ada yang
mengatakan umur Ash-Shaffah ketika meinggal dunia adalah
29 tahun.
Selama dinasti
Abbasiyah berkuasa, pola pemerintahan yang di terpkan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan politik, social, dan budaya. Berdasarkan
perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarahwan biasanya membagi
masa pemerintahan bani Abbasiayah dalam 4 periode berikut.
1. Masa
Abbasiyah 1, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H ( 750 M)
sampai meninggalnya khaliffah Al- Wastiq 232 H ( 847 M ).
2. Masa
Abbasiyah II, yaitu mulai khliffah Al- Mutawakkil pada tahun 232 H ( 847 M)
sampai berdirinya Daulah buwaihiyah di Baghdad pada tahun 334 H (946 M).
3. Masa
Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya daulah Buwahiyah tahun 334 H (946 M )
sampai masuknya kaum saljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M).
4. Masa Abbasiyah IV,yaitu masuknya orang-orang saljuk ke
Baghdad tahun447 H (1055 M ).Sampai jatuhnya Baghdad ketangan bangsa mongol di
bawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 656 H (1258 M ).
DAFTAR PUSTAKA
Sou’yb,Joesoef.1997.Sejarah
Daulat Abbasiyah I.Jakarta:Bulan Bintany
Sou’yb,Joesoef.1997.Sejarah
Daulat Abbasiyah II.Jakarta:Bulan Bintany
0 komentar:
Posting Komentar